Dengan Atribut Poleng, Masa Dari Nusa Penida Gelar Aksi Damai di Tempat Sakral

Dengan Atribut Poleng, Masa Dari Nusa Penida Gelar Aksi Damai di Tempat Sakral

0
 Selasa, 03 November 2020 | 300

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menerima tuntutan pernyataan sikap komponen masyarakat Nusa Penida yang melakukan aksi damai mengecam pernyataan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Arya Wedakarna alias AWK, di depan Monumen Puputan Klungkung, Selasa ( 3/11). Pernyataan Sikap Semeton Nusa Penida ini diserahkan oleh koordinator aksi, I Wayan Sukla disaksikan oleh Kapolres Klungkung dan Dandim 1610/Klungkung. 
Dalam pernyataan sikap tersebut, I Wayan Sukla menyampaikan beberapa poin diantaranya mosi tidak percaya kepada AWK selaku anggota DPD RI Wakil Bali, mendesak kepada Badan Kehormatan DPD untuk memberhentikan AWK dari DPD RI, serta mempolisikan AWK karena telah menghina simbol-simbol dan kepercayaan masyarakat Nusa Penida. 
Sebelumnya, massa yang berjumlah sekitar 300 orang lebih dengan mengenakan atribut poleng tiba didepan monument Puputan Klungkung pada pukul 08.30 wita dengan 5 kendaraan truk. Mereka datang langsung dari kepulauan Nusa Penida guna meramaikan aksi damai ini. Rombongan yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat ini selanjutnya berorasi menyampaikan berbagai kecaman dan tuntutan yang ditujukan kepada AWK, yang dianggap telah menyinggung kepercayaan masyarakat Nusa Penida. Aksi ini dikawal oleh sekitar 500 polisi dengan didukung tiga mobil water canon. 
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengapresiasi karena aksi ini telah dilakukan dengan damai dan dilaksanakan di tempat yang sakral yakni Monumen Puputan Klungkung. Hal ini sesuai dengan saran yang telah disampaikan Bupati Suwirta dalam pertemuan di wantilan Pura Dalem Ped, Nusa Penida. “Belajar dari apa yang terjadi selama ini, sebagai Pemerintah Daerah menghimbau jangan sampai menyakiti orang lain. Sehebat apapun kita dan berapa pun jumlah buku yang telah dibaca, berbicaraah sesuai kewenangan. Jangan menganggap diri hebat sehingga saat berbicara akan dapat menyakiti atau melukai perasaan orang lain.” ujar Bupati Suwirta. 
Dihadapan para pendemo, Bupati Suwirta berjanji bersama Kapolres dan Dandim Klungkung akan meneruskan apa yang menjadi tuntutan dalam orasi. “Percayakan kepada kami tetapi terus saling mengingatkan. Agama dan keyakinan bukan untuk dikupas dan diungkit ungkit namun untuk dilakukan sebaik baiknya. Karena jika agama dan keyakinan ini diungkit maka akan bisa menyebabkan luka bagi penganutnya.”ujar Bupati asal Nusa Ceningan 

SALAM GEMA SANTI

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Klungkung

Sunting: Gad Diskominfo